SELAMAT DATANG

Sunday, August 12, 2012

partai makin jauh dari hati rakyat

pilkada jakarta cukup menarik untuk dibahas karena disamping sebagai ibukota negara, hasil pilkada DKI Jakarta diputaran kedua nanti dapat dijadikan ukuran seberapa besar tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik.
seperti yang kita tahu bahwa pilkada jakarta putaran pertama menyisakan dua pasangan calon untuk bertarung diputaran kedua pada tanggal 20 september nanti.dua pasangan tersebut yaitu foke-nara yang akhirnya didukung oleh beberapa partai besar yaitu demokrat, PAN, Hanura, PPP dan Golkar beserta PKS pun akhirnya memilih untuk mendukung pasangan ini, dan pasangan satunya adalah jokowi-ahok yang sejak awal didukung oleh PDIP dan Gerindra.
dengan peta kekuatan yang sudah terlihat seperti sekarang ini yaitu beberapa partai besar lebih mendukung pasangan foke-nara daripada jokowi-ahok, maka secara matematika  foke-nara tampak lebih kokoh dan sangat berpeluang memenangkan pilkada. namun jangan senang dulu, banyaknya dukungan parpol parpol besar belum menjamin bahwa pemegang suara dilapisan bawah akan mengikuti partainya. karena politik bukanlah matematika dan rakyat jakarta juga memiliki hak untuk menentukan siapa pemimpin yang ingin dipilihnya tanpa ada pengaruh dari siapapun termasuk partai politik. sehingga dukungan banyak partai belum tentu akan bisa mempengaruhi pilihan yang diambil oleh rakyat jakarta yang lebih rasional.
rakyat jakarta lebih melihat figur bukan partai, jadi apapun partainya jika memang mampu memberikan visi dan misi yang lebih nyata maka itulah pilihan rakyat jakarta, tanpa memandang darimana asalnya, terlebih jika calon dari incumbent selama berkuasa diperiode sebelumnya belum membawa perubahan yang berarti dikota jakarta, sehingga rakyat jakarta sendirilah yang bisa menilai dan menentukan pilihanya, sehingga disini partai tidak akan berpengaruh besar, selama intern partai belum melakukan reformasi diri dan membersihkan diri dari perilaku korup yang sering menyakiti hati rakyat maka dalam pemilihan apapun rakyat akan lebih melihat figur daripada partai.
jika partai tidak lagi menggunakan hati dalam mendekati rakyat maka rakyat tidak akan menaruh kepercayaan, jika pendekatan hanya dilakukan dengan menggunakan uang apalagi isu isu SARA justru akan menjadi bumerang dan rakyat bisa menilai jika selama kampanye saja banyak melakukan hal hal negatif lalu bagaimana jika nanti berkuasa?, maka sekarang rakyat lebih berpikir jernih dan rasional karena sudah sering dikecewakan dan disakiti hatinya dengan janji janji manis. sehingga lebih melihat figur darimanapun asalnya,karena rakyat jakarta sangat majemuk dan berasal dari berbagai ras suku dan agama yang berbeda sehingga isu SARA maupun dukungan beberapa partai besar tidak akan berpengaruh besar terhadap hasil pilkada nanti. sehingga peluang jokowi-ahok masih tetap terbuka lebar.

Artikel Terkait

1 comment:

Mas Konselor said...
This comment has been removed by the author.