SELAMAT DATANG

Friday, July 27, 2012

fenomena pengemis dadakan dijakarta

dulu sewaktu saya kecil sangat senang jika sudah mendekati hari lebaran dan sudah mempunyai beberapa pakaian baru. dan bisa berkumpul dengan saudara saudara yang jauh dan terkadang ada yang membelikan pakaian dan memberi uang.

namun semua itu terasa berbeda saat kita sudah dewasa dan memiliki rumah tangga karena yang pasti kita sudah mempunyai beban dan tanggungjawab. dan bagi sebagian orang lebaran justru menjadi beban berat yang menjadikan pusing dan terkadang ada yang menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan lebaranya tanpa memikirkan makna puasa dan lebaran itu sendiri.dan yang saya soroti dalam fenomena ini adalah adanya pengemis "dadakan" yang bermunculan diibukota Jakarta, bahkan jumlahnya tidak sedikit. sungguh memprihatinkan bagi sebagian orang rela melakukan pekerjaan yang hina demi memenuhi kebutuhan lebaran. mereka melakukan pekerjaan "musiman" tersebut hanya demi kebutuhan yang seharusnya tidak perlu dipaksakan bahkan merekapun ada yang membawa anak kecil agar lebih dikasihani. mereka tidak lagi memikirkan makna sebenarnya dari puasa dan lebaran. lalu apakah yang akan mereka dapatkan dari ibadah puasa? jika mereka rela melakukan pekerjaan yang hina yang sebenarnya mereka masih mampu melakukan pekerjaan yang layak. 
tugas pemerintah dan juga kita bersama untuk mengatasi semua ini sehingga meskipun ekonomi pas pasan namun paling tidak mereka masih mempunyai moral yang tinggi, termasuk para koruptor tentunya.

Artikel Terkait

4 comments:

renaldazwari said...

dan bahkan waktu di investigasi reportase transtv tahun kemaren, aku masih ingat bener... pendapatan bersih mereka 8 juta selama ramadhan... 8 JUTA!!!

Adi Pradana said...

menarik, fenomena ini musiman, banyak pengemis di lampu traffic light. dan semakin banyak saat ramadhan...

Unknown said...

jumlah yang fantastis...itu yang membuat mereka tergoda melakukanya, tanpa berpikir

Unknown said...

betul sob...krisis mental dan moral